SKRIPSI : IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID EKSTRAK DAUN SENTE (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) YANG BERASAL DARI LOR-LOR KAB. KEPULAUAN ARU (MALUKU TENGGARA).

 

IDENTIIKASI SENYAWA ALKALOID EKSTRAK DAUN SENTE

(Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) YANG BERASAL DARI LOR-LOR

KAB. KEPULAUAN ARU (MALUKU TENGGARA).

 

ARNOL KOMAL

11.01.201.536

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2016

IDENTIIKASI SENYAWA ALKALOID EKSTRAK DAUN SENTE

(Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) YANG BERASAL DARI LOR-LOR

MALUKU TENGGARA.

 

 

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Serjana

 

 

Program Studi Farmasi

Disusun Dan Diajukan Oleh

 

 

 

 

ARNOL KOMAL

11.01.201.536



 

 

 

 

 

 

 

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2016

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID EKSTRAK DAUN SENTE

(Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) YANG BERASAL DARI LOR-LOR

KAB. KEPULAUAN ARU (MALUKU TENGGARA).

 

 

Disusun Dan Diajukan Oleh

 

ARNOL KOMAL

11.01.201.536

 

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi

Pada Bulan . . . .       2016

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

 

 

 

Menyetujui

 

 

 

 

Drs. H.ISMAIL IBRAHIM, M.Kes.,Apt

Pembimbing Pertama

ZULKIFLI.B, S.Farm,.M.Kes

Pembimbing Kedua

 


           

 

 

Ketua Program Studi Farmasi

 

SYAFRUDDIN, S.Si.,M.Kes

 

Dekan Fakultas Farmasi

 

Prof. Dr. ABDUL WAHID WAHAB, M.Sc

                       

 

 

 

 

     

 

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama                         : ARNOL KOMAL

Stambuk/NIM            : 11.01.201.536

Program Studi          : Farmasi

Fakultas                     : Farmasi

Perguruan Tinggi     : Universitas Indonesia Timur Makassar.

 

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa data asli penelitian yang tertera dalam skripsi saya, benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa data asli penelitian dalam skripsi saya itu adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

 

 

                                                                        Makassar,       April 2016

                                                                        Yang Menyatakan

 

 

                                                            ARNOL KOMAL

 

 

 

PRAKATA

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar serjana Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar.

            Rasa Horman dan terima kasih yang tak terhinga penulis aturkan kepada Ayahanda dan Almarhuma Ibunda yang kami cintai yang selalu memberikan doa, dorongan dan bantuan secara moril maupun material penulis selama penulis menjalankan pendidikan. Juga kepada saudara-saudariku tercinta terima kasih atas bantuan dan kasih sayangnya, tak lupah pulah ucapan terima kasih kepada Istri Tercinta dan Anakku tersayang atas bantuan dan Kasih sayang kepada saya selama menjalankan pendidikan ini.

            Melalui Skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada Bapak Drs. H. ISMAIL IBRAHIM, M.Kes.,Apt sebagai pembimbing pertama dan Bapak ZULKIFLI.B, S.Farm.,M.Kes Sebagai pembimbing kedua atas keiklasannya meluangkan waktu untuk memberi petunjuk, pemikiran, bimbingan dan saran kepada penulis mulai dari penyusunan rencana penelitian hingga selesainya Skripsi ini. Pada kesempatan ini juga penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1.     Bapak H. Haruna MA.,MBA selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Timur Makassar.

2.     Bapak Rektor Prof. DR. H.Baso Amang, SE.,M.Si

3.     Bapak Dekan Prof. Dr. ABDUL WAHID WAHAB, M.Sc Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar.

4.     Bapak Syafruddin, S.Si.,M.Kes selaku ketua Jurusan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar.

5.     Bapak, Ibu Dosen dan Seluruh Staf Karyawan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar.

6.     Pihak Pengelolah Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar.

7.     Untuk Teman-Teman Seangkatan 2011 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan buat penulis.

8.     Ucapan Terima Kasih kepada Sahabat-Sahabatku ” Anugrah, Idul, Gazali, Pute, Lanny, Sarah, Yusni” dan secara umum Teman Kelas L11 Serta Teman-Teman Jurusan Farmasi angkatan 2010.

9.     Tak Lupah Ucapan Terma Kasih Kepada Senior dan Penghuni ASMMAL dan Juga Adik-Adikku sekampung : “Ade Anis, Ade Iwan, Ade Atus, Ade Epen G, Ade Janwar G, Ade Mon, Ade Itha, Ade Ake K, Ade Ake G, Ade Mia, Ade Naken, Ade Yona, Ade Boya K, Ade Welly T.

Skripsi ini disusun dengan segala kemampuan dan kerendahan serta keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari keselahan sehingga skripsi ini masih sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, penulis mengharapkan saran, kritik serta petujuk demi kesempurnaan skripsi ini.

Harapan kami semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu pengetahuan khususnya dibidang Farmasi.

Sekian dan terima kasih, semoga Tuhan senantiasa Melimpakan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

 

 

                                                                        Makassar,      April 2016

                                                                                       Penulis

 

                                                                              ARNOL KOMAL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

ARNOL KOMAL, Identiikasi Senyawa Alkaloid Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Yang Berasal Dari Lor-Lor Maluku Tenggara. (dibimbng oleh Ismail Ibrahim dan Zulkifli.B)

            Telah dilakukan penelitian tentang, Identiikasi Senyawa Alkaloid Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Yang Berasal Dari Lor-Lor Maluku Tenggara. Tanaman Sente di masyarakat di  menggunakan sebagai Obat dan bisul. Penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan alkaloid, pada ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) yang berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara. Proses  Isolasi Senyawa Kimia meliputi ekstrak Maserasi dengan pelarut Metanol, fraksinasi dengan kloroform, isolasi dengan Kromotografi Lapis Tipis Preparatif serta uji kemurnian. Isolasi fraksi Kloroform Daun Sente menggunakan eluem kloroform-methanol (1:1) menghasilkan 3 isolat yang dinamakan isolat A, B dan C. Isolat B dilanjutkan proses pemisahan dengan menggunakan kromotografi lapis tipis dua demensi hasil isolasi B memberikan penampakan noda yang tunggal pada uji kemurnian sehingga dapat dikatakan merupakan noda murni. Hasil analisa Spektrofotometri Uv Isolat dari praksi B diperoleh puncak isolat dengan panjang gelombang 235, 15 nm dan 274,67 nm yang merupakan cirri dari senyawa alkaloid.

Kata kunci : Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott), Alkaloid Lor-Lor Maluku Tenggara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRACT


ARNOL KOMAL, Identiikasi Alkaloid Compound Silla Leaf Extract (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Originating from Lor-Lor Southeast Maluku. (Guided by Ismail Ibrahim and Zulkifli.B)

Has been done research on, Identiikasi Alkaloid Compound Silla Leaf Extract (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Originating from Lor-Lor Southeast Maluku. Sente plants in the community are sometimes used as diarrhea and ulcers. This study aims to determine the content of alkaloids, in leaf extract sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) originating from Lor-Lor Southeast Maluku. The process of Isolation of Chemical Compound includes Maseration extract with Methanol solvent, fractionation with chloroform, isolation with Preparative Thin Layer Chromotography and purity test. Isolation of chloroform fraction of sente leaves using chloroform eluem: methanol (1: 1) yielded 3 isolates called isolates A, B and C. Isolate B continued Separation process using thin layer chromotography and thin layer chromotography two degradation of preparative thin layer chromotography in the form of isolation B gives a single stain appearance on the purity test so it can be said to be a pure stain. The result of Spectrophotometric Analysis of Uv Isolate from Praction B obtained the peak of isolate with wavelength 235, 15 nm and 274,67 nm which is cirri from alkaloid compound.

Keywords: Sente Leaves (Alocasia Macrorrhiza (L.) Schott), Alkaloid Lor-Lor Maluku Tenggara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................  i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................  iii

SURAT PENGANTAR KEASLIAN SKRIPSI ...........................................  iv

PRAKATA .......................................................................................................  v

ABSTRAK .....................................................................................................  viii

ABSTRACK ....................................................................................................  ix   

DAFTAR ISI ....................................................................................................  x

DAFTAR TABEL ...........................................................................................  xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................  xiii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................  xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................  1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................  4

A.   Uraian Tumbuhan ..............................................................................  4

1.    Klasifikasi .......................................................................................  4

2.    Nama Daerah ................................................................................  4

3.    Morfologi ........................................................................................  4

4.    Kegunaan dan Kandungan Kimia Tanaman ............................  5

B.   Metode Ekstraksi Bahan Alam.......................................................... 5

1.    Tujuan Ekstraksi ...........................................................................  5

2.    Jenis-Jenis Ekstraksi ..................................................................   6

C.   Uraian Tentang Alkaloid ....................................................................  9

D.   Uraian Tentang Spektrofotometri UV ............................................  13

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................  15

A.   Jenis Penelitian .................................................................................  15

B.   Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................  15

C.   Alat dan Bahan ..................................................................................  15

D.   Prosedur Kerja ................................................................................... 16

E.   Pengumpulan Data ...........................................................................  18

F.    Pengolahan Data ..............................................................................  18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................  19

A.   Hasil ....................................................................................................  19

B.   Pembahasan ......................................................................................  21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................  23

A.   Kesimpulan ......................................................................................... 23

B.   Saran ................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................  24

SKEMA KERJA ............................................................................................  25

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                 Halaman

1.    Hasil identifikasi ekstrak daun sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengeluasi kloroform – metanol (1:1) ................................................................  19

 

2.    Hasil idetifikasi KLTP ekstrak daun sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1) ................................................................  20

 

3.    Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis (KLT) dari masing-masing Fraksi (1, 2, 3, dan 4) dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1) ....................  20

 

4.    Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis (KLT) dari fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1)  ...............................................................  20

 

5.    Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis Dua demensi dari fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1) untuk arah I dan n-heksan – kloroform (3:2) untuk arah II          20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran                                                                                          Halaman

1.    Skema kerja isolasi dan identifikasi Senyawa Alkaloid Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Yang Berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara)          25

 

2.    Gambar Hasil Penelitian ................................................................... 26

 

3.    Gambar Struktur Hasil spekrofotometri Uv ................................... 32

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar                                                                                             Halaman

1.    Skema kerja isolasi dan identifikasi Senyawa Alkaloid Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Yang Berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara)          25

 

2.    Hasil identifikasi ekstrak daun sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengeluasi kloroform – metanol (1:1) ................................................................. 26

 

3.    Hasil idetifikasi KLTP ekstrak daun sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1) ................................................................. 27

 

4.    Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis (KLT) dari fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1) ................................................................. 28

 

5.    Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis Dua demensi dari fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1) untuk arah I dan n-heksan – kloroform (3:2) untuk arah II         29

 

6.    Spectrum hasil Spektrofotometri Uv dari fraksi B ........................  30

 

7.    Hasil kerukan fraksi kromotografi Lapis Tipis Preparatif ............. 30

 

8.    Tanaman Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) .................... 31

 


BAB I

PENDAHULUAN

Di Indonesia dikenal lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat, namun baru 1.000 jenis tanaman telah terdata dan baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Hariana, 2007).

Penggunaan obat tradisional merupakan warisan dari nenek moyang kita dari generasi yang satu ke generasi berikutnya, hingga keberadaannya terkait dengan budaya bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah banyak berkereasi dan berkarya nyata pada berbagai bidang, termasuk dalam mempersiapkan ramuan obat dan melakukan pengobatan secara tradisional. Perkembangan budaya bangsa Indonesia berjalan seiring dengan tingkat peradaban bangsa, demikian juga perkembangan penggunaan tanaman obat dan obat tradisional sebagai salah satu upaya kesehatan. Seringkali kepedulian terhadap sejarah tersebut diabaikan sehingga banyak bukti peninggalan yang tidak terdukumentasi dengan baik bahkan banayak yang hilang begitu saja. (Siswandi, 2006).

Di Indonesia sendiri, landasan Ilmiah konsep pengobatan tradisional belum didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidup jauh dari fasilitas pengobatan modern. Penggunaan obat tradisional yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan alami bumi Indonesia, termasuk tanaman obat yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman yang 940 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau bahan obat seperti kosmetik, pengharum, penyegar, pewarna, dan lain-lainnya. (Yohana dan Yovita, 2006).

Salah satu tanaman berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat untuk menyembukan berbagai macam penyakit seperti radang kulit bernanah, bisul, berak darah, tersiram air panas, gatal-gatal, diare, pembalut luka baru, dan sebagai alternative obat luka yaitu tanaman Sente, kandungan kimia yang terdapat pada tanaman sente diantaranya kalsium oksolat, flavonoid, dan alkaloid. (Hariana, A.H, 2013).

 Tanaman sente merupakan tanaman pangan berupa herba menahun yang termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), dari keseluruhan bagian tanaman Sente diduga dapat berfungsi sebagai alternative obat luka, pada bagian tangkai daun tanaman sente yang sering digunakan sebagai pembalut luka baru atau sebagai alternative obat luka. Tanaman sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) diduga memiliki kandungan diantaranya yaitu kalsium oksolat, flavonoid, dan sapoin (Hariana, A.H, 2013).

Tanaman sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) Nama Daerahnya Kae, dari Desa Lor-Lor Maluku Tenggara Biasanya merupakan tanaman yang cukup popular di daerah ini karena tanamannya mudah tumbuh dimana-mana dan dapat digunakan sebagai sumber makanan. Tanaman Sente di Daerah ini juga Masyarakat kadang menggunakan sebagai obat diare dan bisul.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang timbul pada penelitian ini adalah apakah pada Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) yang berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara terdapat kandungan kimia jenis Alkoloid?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Alkoloid pada Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) yang berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara.

Manfaat penelitian ini adalah untuk memperoleh data kimia ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) sehingga penggunaannya sebagai obat tradisional tidak hanya berdasarkan pengalaman, tetapi telah didukung dengan data kimia.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Uraian Tumbuhan

1.    Klasifikasi Tumbuhan (Tjitrosoepomo G, 2004)

Regnum                   : Plantarum

Division                    : Spermathopyta

Sub divisi                 : Angiospermae

Kelas                        : Monocotyledoneae

Bangsa                     : Arales

Suku                         : Aracceae

Marga                       : Alocasia

Spesies                    : (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott)

2.    Nama Daerah (Hariana, A.H, 2013)

Birah (Batak, Minangkabau, manado), Bio (Nias), Sente (Sunda, Jawa),  Bira (Mandura, Makassar), Biah (Bali), Wia (Bima), Moel (Timor), Lawira (Bone), Hila (Ambon), Kiha (Halmahera), dan Kiha (Ternate).

3.    Morfologi (Herlina W. 2011)

Tumbuhan dengan rimpang yang tebal atau dengan batang di atas tanah yang seringkali memanjat dengan akar-akar pelekat seperti terdapat pada Piperaceae. Daun tersebar tunggal atau majemuk dengan susunan tulang-tulang seperti jala dengan bentuk yang berbeda, kebanyakan kurang lebih bangun jantung. Bunga amat banyak tersusun dalam bulir atau tongkol yang diselubungi selubung, banci atau berkelamin tunggual, berbilangan 2-3 kadang-kadang mengalami reduksi sedemikian rupa, hingga bunga hanya terdiri atas benang sari putik saja.

Jika terdapat tanda bunga, biasanya tidak begitu nyata, tersusun dalam 1-2 karangan. Benang sari tersusun dalam 1-2 karang, kurang lebih berlekatan satu sama lain. Bakal buah beruang 1 atau lebih, tiap ruang dengan beberapa atau banyak bakal biji, buahnya biasanya berupa buni buah mempunyai endosferm atau tidak.

4.    Kegunaan dan kandungan kimia (Hariana, A.H, 2013)

Tanaman Sente kaya kandungan kimia seperti kalsium  oksolat. Efek farmakologis sente bersifat rasa pedas, astrigen, hangat, dan beracun.tanaman ini berkhasiat sebagai penurun panas, anti radang, penghilang bangkak, bisul, antibakteri dan kurap, serta keputihan.

B.     Metode Ekstraksi Bahan Alam

1.    Tujuan Ekstraksi

Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen-komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam. Pelarut organic akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat akan larut dalam pelarut organik sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan pelarut organik diluar sel. Proses ini berulang sampai terjadi keadaan seimbang antara konsentrasi cairan zat aktif didalam dan diluar sel.

2.    Jenis-Jenis Ekstraksi (Depkes RI, 1986)

a.    Ekstraksi Secara Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, yaitu dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut karna adanya perubahan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dengan diluar sel, maka larutan terpekat didesak keluar. Peristiwa ini berulang sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam sel. Simplisia yangakan diekstraksi diserbukan lalu dimasukan kedalam bejana maserasi. Simplisia tersebut direndam dengan cairan penyari, setelah dalam waktu tertentu sekali-kali diaduk. Hal ini dilakukan selama 5 hari.

b.    Ekstraksi Secara Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang dibasahi. Pada metode ini simplisia yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawanya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas kebawa melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh. Gerakan kebawah disebabkan oleh kekuatan beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahannya.

c.    Ekstraksi Secara Soxhletasi

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah penyarian berkesenambungan secara dingin. Alat Soxhletasi dibuat dari bahan gelas yang terbagi atas tiga bagian : bagian tengah untuk menampung serbuk simplisia yang akan diekstraksi yang dilengkapi dengan pipa pada bagian kiri dan kanan, satu untuk jalannya uap air dan yang lain untuk jalannya larutan yang berkondensasi uap menjadi cairan, agar cairan penyari yang dipakai tidak terlalu banyak. Sedangkan bagian bawah terdapat labu alas bulat yang berisi cairan penyari dan ekstraksi.

d.    Ekstraksi Secara Refluks

Cara ini termasuk cara ekstraksi yang berkesenambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, kemudian dipanasi sampai mendidih, cairan penyari akan menguap kemudian terkondensasi oleh pendingin tegak dan akan turun kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, hingga tersari dengan sempurna.

e.    Ekstraksi Secara Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat aktif yang larut dalam air dari bahan nabati, yang dilakukan dengan cara membasahi dengan air, biasanya dua kali bobot bahan, kemudian ditambah dengan air secukupnya dan dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit suhu 90-98­­0 C sambil sesekali diaduk. Infuse diserkai selagi masih panas melalui kain flannel. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambakan air melalui ampasnya. Umumnya 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan.

f.     Ekstraksi Secara Destilasi Uap Air

 Ekstraksi destilasi uap air dipertimbangkan menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan normal. Pada pemanasan biasanya kemungkinan akan terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk mencega hal tersebut maka penyarian dilakukan dengan destilasi uap air.

C.     Uraian Tentang Alkaloid (Nadjeeb, 2009)

Alkaloid sekitar 5500 telah diketahui, merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Banyak sekali alkaloid yang khas pada suatu suku tumbuhan atau beberapa tumbuhan sekerabat. Jadi, nama alkaloid seringkali diturunkan dari sumber tumbuhan penghasilnya. Uji sederhana, tetapi yang sama sekali tidak sempurna untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah. Prazat alkaloid yang paling umum adalah asam amino meskipun sebenarnya biosintesis kebanyakan alkaloid lebih rumit. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu golongan heterogen. Alkaloid banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan (Notoatmodjo, S. 2010).

1.      Defenisi

Alkaloida adalah senyawa kimia yang secara khas diperoleh dari tumbuhan dan hewan, bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom nitrogen (biasanya dalam cincin hetorosiklik), dibiosintesis dari asam amino, banyak diantaranya memiliki aktivitas biologis pada manusia dan hewan (Trease dan Evans, 1983). Alkaloid merupakan senyawa yang berpengaru terhadap susunan syaraf pusat, mempunyai atom nitrogen heterosiklis dan disintesis oleh tumbuhan dari asam amino atau turunannya (Harfia, 2006).

2.      Sifat

Alkaloid sebagai golongan dibedakan dari sebagian besar komponen tumbuhan lain berdasarkan sefat basanya (kation). Oleh karena itu, senyawa ini biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik dan sering ditangani di laboratorium sebagai garam dengan asam hidroklorida dan asam sulfat. Garam ini, dan sering alkaloid bebas, berupa senyawa padat berbentuk Kristal tanwarna. Beberapa alkaloid berupa cairan, dan alkaloid yang berwarnapun langka (berberina dan sepentina berwarna kuning) (Harfia, 2006)

3.      Klasifikasi

Alkaloid dibagi menjadi dua golongan berdasarkan letak atom nitrogennya (Harfia, 2006), yaitu :

a.    Non heterosiklis disebut juga protoalkoloida. Contohnya efedrin yang terdapat pada tumbuhan Ephedra sinica.

b.    Heterosiklis dibagi dalam 12 golongan berdasarkan struktur cincinnya yaitu :

1.    Alkaloid golongan pirol dan pirolidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti pirol dan pirolidin dalam struktur kimianya. Contohnya higrin pada tumbuhan Erythtroxylon coca.

2.    Alkaloid golongan pirolizidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti pirolizidin dalam struktur kimianya. Contoh : retronesin pada tumbuhan Senecio Jacabaea.

3.    Alkaloid golongan piridin dan piperidin, yaitu alkaloid yang mengandung inti piridin dan piperidin dalam struktur kimianya. Contohnya nikotin pada tumbuhan nicotiana tabaccum yang mempunya inti piridin.

4.    Alkaloid golongan tropan, yaitu alkaloid yang mengandung inti tropan dalam struktur kimianya. Contohnya atropin pada tumbuhan atropa belladonna.

5.    Alkaloid golongan kuinolin, yaitu alkaloid yang mengandung inti kuinolin dalam struktur kimianya. Contohnya kuinin pada tumbuhan Cinchona officinalis.

6.    Alkaloid golongan isokuinolin, yaitu alkaloid yang mengandung inti isokoinolin dalam struktur kimianya. Contohnya papaverin pada tumbuhan Papaver somniferum.

7.    Alkaloid golongan aporfin, yaitu alkaloid yang mengandung inti aporfin dalam struktur kimianya. Contohnya boldin pada tumbuhan Peumus boldus.

8.    Alkaloid golongan norlupinan, yaitu alkaloid yang mengandung inti norlupinan dalam struktur kimianya. Contohnya sitisin pada tumbuhan Cytisus scoparius.

9.    Alkaloid kolongan indol atau benzopirol, yaitu alkaloid yang mengandung inti indol dalam struktur kimianya. Contohnya psilosin pada tumbuhan Pisilocybe sp.

10. Alkaloid golongan imidazol glioksalin, yaitu alkaloid yang mengandung inti imidazol dalam struktur kimianya. Contohnya pilokarpin pada tumbuhan Pilocarpus jaborandi.

11. Alkaloid golongan purin, yaitu alkaloid yang mengandung inti purin dalam struktur kimianya. Contohnya kafein pada tumbuhan Coffea Arabica.

12. Alkaloid steroida, yaitu alkaloid yang mengandung inti steroida (siklopentano perhidrofenantren) dalam struktur kimianya. Contohnya solanidin pada tumbuhan Lycopersicon esculentum. Menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokan sebagai :

a.    Alkaloid sesungguhnya

Alkaloid sesunggunya adalah racun, senyawa tersebut menunjukan aktifitas phisiologi yang luas, hamper tanpah terkecuali bersifat basa ; lasim mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklis; diturunkan dari asam amino; biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa perkecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklis dan alkaloid kuartener, yang bersifat agak asam daripada basa.

 

b.    Protoalkaloid

Protoalkaloid perupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklis. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Contoh, adalah neskalin, ephedin, dan N,N-dimetiltriptamin.

c.    Pseudoalkaloid

Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari precursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam klas ini, yaitu alkaloid steroidal (Contoh konessin) dan purin (Contoh kaffein) (Sarmoko, 2010 dan Notoatmodjo, S. 2010).

D.     Uraian tentang spektrofotometer (Spektrum serapan Ultra Violet)

Spektrofotometer UV (Ultra Violet) adalah salah satu dari sekian banyak instrument yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa (Herliani, 2008).

Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya didaerah ultraviolet (200-350 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya UV atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu profesi elekron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah keorbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya  uv atau cahaya tampak bergantuk pada mudahnya promosi electron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elekron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai electron yang lebih mudah  dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek (Herliani, 2008).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A.     Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental di Laboratorium dengan desain penelitian yaitu sampel Daun Sente (Alocasia Macrorriza (L.) Schott) yang dibuat ekstraksi kemudian dilakukan pemisahan senyawa kimia denga tekhenik isolasi menggunakan metode kromotografi lapis tipis preparative dan dilanjutkan dengan identifikasi dengan metode spektrofotometri Ultra Violet untuk melihat serapan dan panjang gelombang senyawa alkaloid.

B.     Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan april 2016. Di Laboratorium Fitokimia, Laboratorium Instrumentasi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar.

C.     Alat dan Bahan yang Digunakan

1.    Alat-alat yang digunakan

Alat maserasi (Bejana Maserasi), Ayakan, chamber, Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, labu ukur, penangas Air, rotary evaporator, seperangkat alat spektrofotometer UV, timbangan analitik, timbangan kasar.

 

2.    Bahan yang dugunakan

Air suling, amoniak, asam klorida, estrak Daun Sente (Alocasia makrorrhiza (L.) Schott), metanol, kloroform, seperangkat alat kromatografi kertas preparative.

D.      Prosedur Kerja

1.    Pengambilan dan pengolahan sampel

a.    Pengambilan sampel

Sampel yang digunakan adalah Daun Sente yang berasal dari desa Lor-Lor Maluku Tenggara dan dipetik pada pagi hari.

b.    Pengolahan sampel

Sampel tanaman Sente dicuci bersi kemudian dirajang/dipotong-potong dan dikeringkan terhidar dari sinar matahari lansung.

2.    Cara Kerja Ekstraksi dan Fraksinasi Alkaloid

Sampel yang telah dipotong-potong kecil, ditimbang 500 gram dan diekstraksi dengan metode maserasi yaitu dengan merendam sampel dengan metanol dalam bejana Maserasi hingga seluru sampel terendam, kemudian tutup dan simpan selama 5 hari sambil sesekali di aduk, selanjutnya disaring. Diulangi maserasi dengan pelarut yang sama hingga 3 kali. Hasil ekstraksi dikumpul dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40­­oc hingga diperoleh ekstrak kental.

 Kemudian dilakukan proses fraksinasi terhadap ekstrak pekat metanol Daun Sente (Alocasia macrorriza (L.) Schott) berdasarkan pada perbedaan kepolaran pelarut organik. Caranya adalah ekstrak kasar (Ekstrak pekat metanol) Daun Sente (Alocasia macrorriza (L.) Schott) dilarutkan  dalam 50 ml pelarut H2O, kemudian diasamkan dengan HCl 0,1 N sampai diperoleh pH 1-3, selanjutnya diekstraksi dengan 50 ml pelarut CHCl3 (i). Pelarut dilakukan dengan corong pisah, sehingga diperoleh dua lapisan, yaitu lapisan H­2O dan Lapisan CHCl3. Lapisan H2O kemudian dibasakan dengan NH4OH 0,1 N sampai didapatkan pH 8-10, sehingga menghasilkan 2 lapisan yaitu lapisan H2O dan CHCl3 (ii). Lapisan CHCl3 diuapkan sampai didapatkan ekstrak kering dan dilanjutkan dengan identifikasi senyawa kimia Alkaloid.

3.    Uji Pendahuluan Alkaloid

Ekstrak kental diambil secukupnya kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi, setelah itu ditambahkan 5 tetes CHCl3 dan beberapa tetes pereaksi mayer. Terbentuknya endapan putih menunjukan adanya Alkaloid.

4.    Cara kerja Pemisahan dan Permurnian Alkaloid

Fraksi yang diperoleh dari proses fraksinasi kemudian diisolasi dengan KLT preparative dengan pengembangan kloroform methanol (1:1) dan diperoleh beberapa pita. Untuk mengetahui pita yang positif mengandung alkaloid, dilakukan penyemprotan dengan penampak bercak Dragendorff pada pinggir pita. Pita yang positif alkaloid dikerok dan dilarutkan dalam metanol kemudian disaring. Filtrate yang diperoleh kemudian diperiksa dengan kromotografi lapis tipis menggunakan pengembang kloroform-metanol (1:1). Bercak yang diperoleh diamati di bawah sinar UV pada 366 nm. Pemurnian isolat dilakukan dengan menggunakan kromotografi dua dimensi dengan pengembang pertama kloroform-metanol (1:1) dan pengembang kedua n-heksan-kloroform (3:2). Bercak tunggal yang diperoleh diamati dibawah sinar UV.

5.    Identifikasi senyawa alkaloid secara spektrofotometri UV

Isolat yang diperoleh kemudian diidentifikasi secara spektrofotometri ultra violet. Pemeriksaan isolat dengan spektrofotometri UV yaitu dengan cara melarutkan sampel dengan metanol untuk melihat spectrum serapan senyawa alkaloid.

E.     Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan dengan melihat spectrum serapan yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan spektrofotometer UV.

F.      Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah mendapatkan hasil serapan spectrum senyawa Alkaloid yang di identifikasi secara spektrofotometri UV.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.     Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil, pada proses ekstraksi terhadap 500 gram sampel Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) yang berasal dari Desa Lor-Lor Maluku Tenggara. Dengan memakai pelarut metanol diperoleh ekstrak metanol kental. Dari ekstrak yang diperoleh dilakukan pemisahan dan pemurnian alkaloid yaitu dengan diisolasi dengan KLT preparative dengan pengembang kloroform-metanol (1:1) dan diperoleh beberapa pita. Untuk mengetahui pita yang positif mengandung alkaloid, dilakukan penyemprotan dengan penampak bercak Dragendorff pada pinggir pelat. Pita positif alkaloid dikerok dan dilarutkan dalam mentanol kemudian disaring. Filtrate yang diperoleh kemudian diperiksa dengan kromotografi lapis tipis menggunakan pengembang kloroform-metanol (1:1) dan (3:2) dan diperoleh hasil sebagai berikut :

 

Bercak

 

Rf

Warna Becak pada UV366 nm tanpa Dragendorff

 

Warna becak dengan Dragendorff + Uv 366 nm

1.

2.

3.

0,7

0,6

0,3

Pink

Kuning

Merah

Merah – Kecoklatan

Kuning – Coklat

Abu – Abu

Tabel 1. Hasil identifikasi Ekstrak Daun Sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengelusi kloroform – metanol (1:1).

 

 

Fraksi

Warna pita noda hasil KLTP pada penampak noda Lampu UV 366 nm

A

B

C

Pink

Kuning

Pink

Table 2. Hasil indentifikasi KLTP Ekstrak Daun Sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1)

 

Fraksi

Rf

Warna becak pada UV366 nm tanpa Dragendorff

Warna becak dengan Dragendorff + Uv 366 nm

A

0,71

0,69

Pink

Pink

Merah – kecoklatan

Coklat 

B

0,6

Kuning

Kuning – coklat

C

0,3

0,2

Pink

Merah

Abu-Abu

Coklat

Table 3. hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis (KLT) dari dari masing-masing Fraksi (A, B, dan C) dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1)

 

Fraksi

Rt

Warna becak pada UV366 nm tanpa Dragendorff

Warna becak dengan Dragendorff + Uv 366 nm

3

0,6

Kuning

Kuning-coklat

Tabel 4. Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis (KLT) dari dari Fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1)

 

Bercak

Arah Elusi

Warna noda dengan penampak noda sinar UV 366 nm

Penafsiran

1

2

(arah I)

(arah II)

-

-

Kuning

Kuning

1 noda

1 noda

Table 5. Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis Dua Dimensi dari Fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1) untuk arah I dan n-heksan – kloroform (3:2) untuk arah II.

B.       Pembahasan

Berdasarkan dari table hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dari setiap langka tersebut dilakukan pemantauan dengan KLT menggunakan fase gerak kloroform-metanol (1:1) dan diperoleh 3 bercak noda dari hasil identifikasi secara kromotografi lapis tipis ekstrak kloroform daun Sente dengan harga Rf1 untuk noda 1 = 0,7 (warna pink), Rf2 noda ke-2 = 0,6 (warna kuning), dan Rf3 noda ke-3 = 0,3 (warna merah).

Faksinasi dilakukan pada ekstrak kloroform (CHCl3) dengan cara kromotografi lapis tipis preparatif dan fraksi B menunjukan hasil positif alkaloid yang ditandai dengan bercak berwarna kuning dan mempunyai harga Rf 0,6. Sedangkan pada fraksi A menghasilkan pita dengan nilai Rf 0,71, ditandai dengan bercak warna pink dan fraksi C ditandai dengan bercak berwarna merah dengan harga Rf 0,2. Selanjutnya isolat hasil dari KLT preparatif ini di lakukan kromotografi lapis tipis dua dimensi.

Kromotografi Lapis Tipis dua dimensi dilakukan untuk mengetahui isolat tersebut suda murni atau tidak yang ditandai dengan hasil bercaknya tunggal. KLT 2 dimensi  yang dilakukan ternyata dari isolat fraksi B, menunjukan bahwa isolat tersebut sudah murni yang ditandai dengan bercak yang dihasilkan tunggal. Isolat tunggal tersebut yaitu isolat hasil kromotografi lapis tipis preparatif fraksi B. selanjutnya isolat fraksi B, hasil kromotografi lapis tipis preparatif ini dilakukan identifikasi isolat dengan spektrofotometri ultraviolet.

Identifikasi isolat spektrofotometri ultraviolet menujukan bahwa pada isolat fraksi 1 diperoleh puncak serapan panjang gelombang 235,15 nm dan 274,67 nm, dan uji identifikasi alkaloid menggunakan pereaksi  Dragendorff ternyata pada fraksi B menghasilkan endapan yang berwarna coklat sehingga senyawa yang Nampak pada fraksi B termasuk golongan alkaloid.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.       Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada daun Sente positif mengandung alkaloid. Sistem kromotografi lapis tipis hasil ekstraksi cair-cair dengan menggunakan fase diam silica gel GF254 dan fase gerak kloroform-metanol (1:1) dan (3:2) memberikan bercak berwarna kuning dengan harga Rf sebesar 0,6 dimana pada bercak tersebut menujukan hasil positif alkaloid.

Isolat dari fraksi B pada identifikasi stektrofotometri ultraviolet visible diperoleh puncak isolat dengan panjang gelombang 235,15 nm dan 274,67 nm.

B.        Saran

Disarankan agar dilakukan identifikasi senyawa lainnya dari daun Sente dan dengan menggunakan alat identifikasi lainnya misalnya dengan menggunakan alat spektrofotometer Infra merah.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dalimarta, S. 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 3, Trubus Agriwidya, Jakarta, 60

 

Depertemen Kesehatan RI. 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Depertemen Kesehatan RI, Jakarta

 

Daniel, 2010, “Isolasi dan identifikasi senyawa alkaloid pada fraksi etil asetat daridaun tumbuhan sirih merah” F.MIPA Universitas Mulawarman. Samarinda.

 

Depertemen Kesehatan Repoblik Indonesia. 1986, Sediaan Galenika, Jakarta

 

Markham. K.R. 1988 “Cara Mengidentifikasi Alkaloid” Terjamahan

               Penerbit ITB, Bandung,

 

Hariana A.H, 2013, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya., Seri II, Penerbit

               Penebar Swadaya, Jakarta

 

Harbone, J.B. 1987, Metode Fitokimia, Diterjemahkan Oleh Koasih

               Padwinata dan Iwang Sudiro, Bandung

 

Nadjeeb, 2009, http://wordpress.com. Alkaloid, glikosida, dan senyawa organik tumbuhan. pdf.

 

Natoatmodjo, S. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. PT Rineka Cipta.Jakarta Pusat.

 

Rivai, H. 2013, ”Penggunaan spektropotometer UV-Vis (Analisis kuantitatif), lector kepala kimia analitik, fakultas farmasi universitas andalas.

 

Sriningsih, 2008, Analisis Senyawa Golongan Alkaloid dan Alkaloid dalam tanaman sawi hijau: tersedia dalam. Diakses pada tanggal 20 februari 2013.

 

Soedibyo, M. 1998, Alam Sumber Kesehyatan, Manfaat dan Kegunaan, Balai Pustaka, Jakarta, 81.

 

Tjitrosoepomo G. 2004, Teknologi Tumbuhan (Spermatophyta), Gaja Mada University Press, Yogyakarta.

Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott

 

 


                                                                              Ekstraksi Secara Maserasi dengan Metanol

Ampas

Ekstrak Methanol

 

 


Ekstrak Kental

                                                                                                                                                          

-    Disuspemsi H2O

-    Ditetesi HCl 0,1 N (Ukur pH1-3)

-    Diekstraksi dengan CHCl3

Lapisan CHCl3

Lapisan H2O

Ekstrak CHCl3

Lapisan H2O

KLTP

Fraksi-Fraksi

Fraksi Tunggal

KLT dua dimensi

Hasil dan Pembahasan

Spektropotometer UV-Visible

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Kesimpulan

                    

Lampiran 2 : Gambar Hasil Penelitian

Rf1

Rf2

Rf3

A

B

Rf1

Rf2

Rf3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2. Hasil identifikasi ekstrak daun Sente fraksi kloroform

 (CHCl3) dengan cairan pengelusi kloroforom-metanol (1:1)

Keterangan :

                        A = Penampak Noda Lampu UV 366 nm

                        B = Penampak Noda Pereaksi semprot dragenedorff

Silika Gel G30 F254 nm

 

 

 

 

 

 

 

 

A

B

C

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 3. Hasil identifikasi KLTP ekstrak daun Sente fraksi kloroform (CHCl3) dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rf1

A

B

Rf1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 4. Hasil identifikasi Kromotografi  Lapis Tipis (KLT) dari Fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1)

Keterangan :

                        A = Penampak Noda Lampu UV 366 nm

                        B = Penampak Noda Pereaksi semprot dragenedorff

Silika Gel G30 F254 nm

 

 

 

 

 

A

B

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 5. Hasil identifikasi Kromotografi Lapis Tipis Dua dimensi dari Fraksi B dengan cairan pengelusi kloroform-metanol (1:1) untuk arah I dan n-heksan-kloroform (3:2) untuk arah II.

Keterangan :

                        A = Elusi Pertama = Eluen (kloroform-metanol 1:1)

                        B = Elusi Kedua = eluen (kloroform-metanol 3:2)

                        Silica Gel G30 F254 nm

                        Penampak Noda Lampu UV 366 nm

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2. Gambar Spektrum Hasil Spetrofotometri UV

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 5. Spektrum Hasil Spektrofotometri UV dari Fraksi B

Gambar 6. Hasil Kerukan Fraksi Kromotografi Lapis Tipis Preparatif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 7. Tanaman Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott).

 


Komentar

ARNOL KOMAL

MAKALAH PENGETAHUAN CORONA VIRUS MISTERIUS BAGI MASYARAKAT AWAM

Jelang Pilkada, Warga Minta Ketum GMKI Korneles Galanjinjinay Maju Calon Bupati Kepulauan Aru

SAMPUL SKRIPSI IDENTIIKASI SENYAWA ALKALOID EKSTRAK DAUN SENTE