BAB I. PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Di
Indonesia dikenal lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat, namun baru 1.000 jenis
tanaman telah terdata dan baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk
pengobatan tradisional (Hariana, 2007).
Penggunaan
obat tradisional merupakan warisan dari nenek moyang kita dari generasi yang
satu ke generasi berikutnya, hingga keberadaannya terkait dengan budaya bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia telah banyak berkereasi dan berkarya nyata pada
berbagai bidang, termasuk dalam mempersiapkan ramuan obat dan melakukan
pengobatan secara tradisional. Perkembangan budaya bangsa Indonesia berjalan
seiring dengan tingkat peradaban bangsa, demikian juga perkembangan penggunaan
tanaman obat dan obat tradisional sebagai salah satu upaya kesehatan.
Seringkali kepedulian terhadap sejarah tersebut diabaikan sehingga banyak bukti
peninggalan yang tidak terdukumentasi dengan baik bahkan banayak yang hilang
begitu saja. (Siswandi, 2006).
Di
Indonesia sendiri, landasan Ilmiah konsep pengobatan tradisional belum
didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan terutama
oleh masyarakat yang hidup jauh dari fasilitas pengobatan modern. Penggunaan
obat tradisional yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman
nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bangsa
Indonesia memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan alami
bumi Indonesia, termasuk tanaman obat yang memiliki lebih dari 30.000 spesies
tanaman yang 940 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau
bahan obat seperti kosmetik, pengharum, penyegar, pewarna, dan lain-lainnya.
(Yohana dan Yovita, 2006).
Salah
satu tanaman berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat untuk menyembukan
berbagai macam penyakit seperti radang kulit bernanah, bisul, berak darah,
tersiram air panas, gatal-gatal, diare, pembalut luka baru, dan sebagai
alternative obat luka yaitu tanaman Sente, kandungan kimia yang terdapat pada
tanaman sente diantaranya kalsium oksolat, flavonoid, dan alkaloid. (Hariana,
A.H, 2013).
Tanaman sente merupakan tanaman pangan berupa
herba menahun yang termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), dari keseluruhan bagian tanaman Sente diduga dapat
berfungsi sebagai alternative obat luka, pada bagian tangkai daun tanaman sente
yang sering digunakan sebagai pembalut luka baru atau sebagai alternative obat
luka. Tanaman sente (Alocasia macrorrhiza
(L.) Schott) diduga memiliki kandungan diantaranya yaitu kalsium oksolat,
flavonoid, dan sapoin (Hariana, A.H, 2013).
Tanaman
sente (Alocasia macrorrhiza (L.)
Schott) Nama Daerahnya Kae, dari Desa Lor-Lor Maluku Tenggara Biasanya
merupakan tanaman yang cukup popular di daerah ini karena tanamannya mudah
tumbuh dimana-mana dan dapat digunakan sebagai sumber makanan. Tanaman Sente di
Daerah ini juga Masyarakat kadang menggunakan sebagai obat diare dan bisul.
Berdasarkan
latar belakang diatas maka rumusan masalah yang timbul pada penelitian ini
adalah apakah pada Ekstrak Daun Sente (Alocasia
macrorrhiza (L.) Schott) yang berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara terdapat
kandungan kimia jenis Alkoloid?
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Alkoloid pada Ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) yang
berasal dari Lor-Lor Maluku Tenggara.
Manfaat
penelitian ini adalah untuk memperoleh data kimia ekstrak Daun Sente (Alocasia macrorrhiza (L.) Schott) sehingga
penggunaannya sebagai obat tradisional tidak hanya berdasarkan pengalaman,
tetapi telah didukung dengan data kimia.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih Kaka,
Atas Kritikan, saran dan pujiannya.